Masuk PSN Baru, Kawasan Industri Rebana akan Dapat Kucuran Investasi Rp 169,5 Triliun

JAKARTA - Sederet kawasan industri masuk ke dalam daftar proyek strategis nasional (PSN) baru. Setidaknya ada 8 kawasan industri dengan total target investasi jumbo masuk dalam jajaran PSN baru. Salah satunya adalah kawasan industri Rebana yang melibuti Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kertajati di Jawa Barat.
Semua proyek kawasan industri baru yang mendapatkan cap PSN ini dibangun langsung oleh pihak swasta. Proyek-proyek tersebut masuk dalam Permenko Perekonomian Nomor 6 tahun 2024.
Terletak di Subang, Jawa Barat, proyek Kawasan Industri Rebana bakal menjadi urat nadi pengembangan Jawa Barat.
Dengan target investasi sebesar Rp 169,5 triliun, proyek rekomendasi Kementerian Perindustrian ini bakal mengembangkan industri semikonduktor, elektronika, petrokimia, dan pusat riset teknologi digital.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Pengelola Kawasan Rebana Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bernardus Djonoputro, dalam sebuah sarasehan di Bandung, beberapa waktu lalu, metropolitan Rebana yang merupakan akronim dari Cirebon-Patimban-Kertajati.
Rebana Metropolitan ini merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
Kepala Badan Pengelola Rebana Bernardus Djonoputro (Berni) mengatakan 20 perusahaan itu mulai membangun proyek yang tersebar di 13 KPI yang sudah dicanangkan di Rebana.
Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jabar Noneng Komara Nengsih menerangkan, pengembangan Kawasan Rebana dan Jabar Bagian Selatan dilakukan melalui pelaksanaan 162 unit program. Rencana investasi untuk pengembangan dua kawasan ini ditaksir mencapai Rp 392,4 triliun.
Rebana Metropolitan itu sendiri seperti dijelaskan Humas Pemprop Jabar merupakan wilayah utara/timur laut Provinsi Jabar yang meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon.
Penduduk di kawasan Rebana Metropolitan berjumlah 9,28 juta atau sekitar 18,82 persen dari total 49,3 juta jiwa penduduk Jabar per 2019.
Sebagai jantung pertumbuhan kawasan ini, ada Pelabuhan Patimban di Kab. Subang dan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kab. Majalengka yang berfungsi sebagai pusat konektivitas dan logistik.
Rebana Metropolitan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan melalui pengembangan kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan.
Integrasi yakni mewujudkan sinergi pengembangan kawasan melalui integrasi rantai logistik industri besar-menengah-kecil dan peningkatan konektivitas kawasan untuk integrasi hub logistik-kawasan industri-kawasan perkotaan-kawasan perdesaan.
Inovasi yakni mewujudkan pengembangan kawasan yang bertumpu pada inovasi teknologi, ekonomi kreatif, serta kewirausahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) inovatif untuk menyongsong industri masa depan 4.0.
Kolaborasi yaitu meningkatkan kolaborasi antara pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, pebisnis, akademisi, hingga masyarakat/komunitas melalui pengembangan wadah kerja sama kawasan.
Berdaya saing tinggi yaitu membentuk “Super KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)” melalui berbagai kemudahan fiskal maupun nonfiskal untuk meningkatkan daya saing investasi di kawasan yang didukung kesiapan infrastruktur penunjang.
Dan berkelanjutan adalah mengembangkan kawasan industri yang berwawasan lingkungan untuk meminimalisir emisi karbon serta mempertahankan kawasan pertanian pangan berkelanjutan.
Lewat Rebana Metropolitan, pada 2030 Pemda Provinsi Jabar berupaya meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi hingga 10 persen, pertumbuhan nilai investasi hingga 17 persen, dan menciptakan kurang lebih 4,3 juta lapangan pekerjaan baru.
Kawasan Rebana Metropolitan antara lain didukung jalan nasional, Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan Palimanan-Kanci (Palikanci), rel Cikampek-Cirebon, Pelabuhan Balongan, Cirebon, dan Patimban (Tahap I), BIJB Kertajati, serta terminal Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Kebutuhan energi juga tersedia, antara lain lewat dam di Cipancuh, Jatigede, dan Setupatok, kilang minyak Balongan, geothermal di Ciremai, hydro power Jatigede, hingga PLTU di Indramayu.
Untuk mendukung pengembangan Rebana Metropolitan ini, berbagai proyek infrastruktur pun dibangun, antara lain Pelabuhan Patimban Tahap II, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), tol akses Patimban, tol Kertajati, reaktivasi rel Rancaekek-Kertajati, LRT Cirebon Raya-Kertajati, hingga SPAM Jatigede dan TPPAS Cirebon Raya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono menyebutkan, dari hasil kajian yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, disandingkan dengan data-data yang didapatkan PDIP, pembangunan kawasan industri di wilayah Subang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, Kuningan, dan Sumedang akan berdampak terhadap kebutuhan air di sana.
“Saat terbangun industri di sana, mereka kan butuh air. Sedangkan sumber daya air di wilayah-wilayah itu untuk petani saja masih kurang. Kalau itu diperuntukkan industri, maka bagaimana lahan pertanian yang ada di kawasan tersebut? Sedangkan Indramayu lumbung padi, Majalengka, Sumedang padinya bagus, nah itu tidak dipikirkan,” kata Ono Surono dalam Podcast Suara Pinggiran yang bertajuk “Sebelum Menjadi Gubernur”.
Selain persoalan ketersediaan air yang sebenarnya kurang untuk pertanian, pengembangan kawasan industri baru juga dinilai akan melahirkan alih fungsi lahan. Lahan pertanian akan beralih menjadi lahan industri. Lantas, lahan-lahan di sekitar industri juga akan beralih fungsi menjadi kawasan permukiman untuk memenuhi kebutuhan pekerja.
“Kita pikirkan gak pekerjaan petani setelah menjual lahannya?” tanya Ono Surono retoris.
Ono menilai pemerintah tidak bercermin pada Karawang yang dulunya pernah ditetapkan sebagai lumbung padi, lalu diubah menjadi kota Industri. Meski Karawang dikenal sebagai kota industri dengan upah minimum tertinggi di Jabar, daerah ini masih memiliki banyak penduduk miskin ekstrem. (berbagai sumber/001)
- 497 views
Leave a Reply